Jumat, 30 Agustus 2013

Seni Budaya "Komposisi Warna"



BAB 1
KOMPOSISI  WARNA
A.     Pengertian Komposisi
Komposisi dalam seni rupa berarti usaha untuk mengatur/menyusun unsur-unsur sehingga menjadi harmonis (serasi, selaras, dan seimbang). Untuk membangun/merancang sebuah karya seni agar terkomposisi dan harmonis, maka diperlukan memahami dan menguasai prinsip komposisi.
      Berikut ini adalah prinsip-prinsip komposisi dalam seni rupa
1.      Unity (kesatuan)
Unity adalah kesatuan unsur-unsur yang diutamakan melalui ukuran-ukuran, warna, letak, dan perbedaan. Kesatuan merupakan paduan unsur-unsur rupa yang antara unsur satu dengan yang lain saling menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan, dengan kata lain tidak terpisah-pisah atau berdiri sendiri. Agar sebuah karya seni menjadi enak dipandang maka syarat utamanya adalah memiliki kesatuan. Dalam prinsip kesatuan inilah sebenarnya memuat pula prinsip-prinsip yang lain. Kesatuan akan terwujud jika di dalamnya terdapat keserasian, keseimbangan, irama, dan fokus perhatian.

2.      Balance (keseimbangan)
Balance adalah kesesuaian materi-materi dan ukuran berat dan member tekanan pada stabilitas suatu komposisi dalam karya seni. Keseimbangan merupakan prinsip pengaturan unsur rupa dengan memperhatikan bobot visual yang tidak berat sebelah atau timpang. Pengaturan unsur yang timpang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi orang yang melihatnya. Terdapat dua macam keseimbangan, yaitu simetris dan asimetris. Keseimbangan simetris adalah pengaturan unsur yang sama bentuk dan jumlahnya. Sedangkan keseimbangan asimetris adalah pengaturan unsur yang antar bagiannya tidak sama bentuk dan jumlahnya tetapi menunjukkan kesan bobot visual yang sama.

3.      Harmony (keselarasan)
Harmony adalah tatanan ragawi yang merupakan produk tranformasi atau pemberdayaan ide-ide dan potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan lokal, baik warna maupun bentuknya. Keserasian merupakan perpaduan unsur rupa yang selaras atau hubungan yang tidak bertentangan antara bagian satu dengan bagian lainnya. Keserasian dapat terbentuk karena pengaturan unsur yang memiliki kedekatan bentuk (kemiripan), perpaduan warna, maupun unsur peran (fungsi).

4.      Proporsi (kesebandingan)
Setiap karya yang diciptakan memiliki perbandingan yang tepat baik dalam bentuk maupun perpaduan unsur-unsur seni rupa. Kesebandingan atau lebih dikenal dengan sebutan proporsi adalah perbandingan ukuran unsur-unsurnya, baik perbandingan antar bagian maupun antara bagian terhadap keseluruhan. Pengaturan besar kecilnya bagian merupakan prinsip yang erat kaitannya dengan keseimbangan. Orang-orang pada zaman Yunani meyakini sebuah pendekatan menggunakan proporsi yang dianggap ideal dan memiliki keindahan yang agung, yang dikenal sebagai Golden Ratio atau Golden section.


5.      Rhythm (irama)
Rhythm adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur-nsur seni rupa, misalnya perulangan bentuk atau warna. Pengulangan unsur-unsur rupa dalam sebuah tatanan akan menimbulkan kesan gerak bagi orang yang melihatnya. Kesan gerak inilah yang disebut irama. Terdapat beberapa jenis irama, diantaranya; irama repetitif, yaitu kesan gerak yang ditimbulkan dari pengaturan unsur yang monoton (sama) baik ukuran, warna maupun jaraknya. Iramaalternatif merupakan kesan gerak yang muncul karena pengaturan unsur yang berselang seling baik bentuk, ukuran, maupun warnanya. Irama yang lain adalah irama progresif, yakni kesan gerak yang menunjukkan adanya perubahan dari unsur-unsurnya, misalnya perubahan dari besar menuju kecil, pendek menuju ke panjang, tebal ke tipis, atau bisa juga perubahan dari satu warna ke warna lain.


6.       Intensity (kesunguhan)
Intensity adalah kesungguhan dalam member corak warna yang sesuai dengan karakter karya itu sendiri. Misalnya kesan dramatis dan menedihkan. Fokus perhatian sering disebut pula dengan dominasi. Dalam tatanan sebuah karya seni rupa selalu diupayakan terdapat satu bagian yang lebih menonjol dari bagian lainnya  artinya terdapat satu bagian yang mencuri perhatian pengamat. Fungsinya adalah agar tema utama sebuah karya menjadi jelas terlihat. Fokus perhatian dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya membuat aksentuasi (pengecualian) atas bentuk yang seragam, perbedaan ukuran, perbedaan warna, dan lain sebagainya.

Terciptanya sebuah karya seni rupa tidak akan terlepas pula dari unsur/elemen pendukungnya. Unsur-unsur komposisi dalam seni rupa adalah sebagai berikut:
1.      Noktah/titik, adalah goresan langsung dan sekali dari suatu alat tertentu. Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

2.      Garis, adalah gabungan dari noktah-noktah yang berimpitan atau berdekatan. Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Garis memiliki watak, misalnya garis lurus yang tegak berwatak kuat, kokoh, dan kekar. Garis yang berwatak lembut dan luwes adalah garis lengkung dan garis mendatar. Sedangkan garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.  
Menurut wujudnya garis dibedakan menjadi:
a.    Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
b.    Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang,      warna atau ruang.

3.       Bidang, adalah gabungan dari garis-garis. Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

4.      Bentuk, adalah gambaran figur, dapat berupa dua dimensi atau tiga dimensi.
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.    Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1.    Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2.    Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b.    Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.

5.       Ruang, adalah gabungan bidang-bidang sehingga membentuk volume, baik nyata (3D) maupun kesan nyata (2D). Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan. Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.

6.      Tekstur, adalah kesan bahan atau rasa bahan sehingga memunculkan karakter benda, misalnya kesan kasar atau kesan lembut. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.


7.      Warna, adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a.    Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah,
kuning, dan biru.
b.    Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning     : hijau
merah + biru      : ungu

c.    Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.

Contoh:
kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu        : ungu kebiruan
jingga + merah   : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

8.      Gelap terang, dapat terjadi karena intensitas warna, atau karena percampuran hitam dan putih. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.

B.     Pola Komposisi
Pola komposisi ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Pola Simetri
Pola simetri menggambarkan dua bagian yang sama dalam sebuah susunan. Komposisi yang berpola simetri meletakkan fokusnya di tengah, dan meletakkan unsur-unsurnya dibagian kiri sma dengan di bagian kanan, ibarat pinang dibelah dua. Jika ada dua focus dalam komposisi simetri, maka penempatannya bias satu di kiri, satu di kanan. Penempatan demikian memberikan kesan bagian kiri dan kanan sma kuat. Komposisi berpola simetri memberikan kesan formal, beraturan, dan statis.
2.      Pola Asimetri
Komposisi asimetri meletakkan fokusnya tidak ditengah-tengah, dan paduan warna unsur-unsur bagaian kiri tidak sama dengan yang di bagian kanan, tetapi tetapmemancarkan keseimbangan.
Komposisi asimetri memberikan kesan keteraturanyang bervariasi dan karenanya tidak formal setrta lebih dinamis.
3.      Pola Bebas/Informasi
Komposisi pola bebas meletakkan focus dan unsur-unsurnya secara bebas, tetapi tetap memelihara keseimbangan. Dibandingkan dengan pola asimetri, pada pola bebasini kesan keteraturan dan kesan formal sama sekali tidak terasa. Meskipun demikian, kecermatan dan ketelitian dalam membentuk irama dan keseimbangan menjadikan komposisi berpola bebas ini tampak dan terasa lebih hidup serta semakin menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar